Seorang siswi SMP meninggal setelah melompat dari lantai empat sekolahnya, Selasa (14/1/2020). Siswi berinisial SN tersebut merupakan pelajar SMP di daerah Cibubur, Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur. Saat ini, SN telah dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Pondok Ranggon, Jakarta Timur, Jumat (17/1/2020).
Ia sempat dirawat selama dua hari di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur. Sayang, nyawa bocah berusia 14 tahun tak tertolong dan menghembuskan napas terakhir pada Kamis (16/1/2020) pukul 16.15 WIB. Polisi hingga kini masih menyelidiki motif SN melakukan percobaan bunuh diri di sekolahnya.
Namun, di media sosial, ramai beredar dugaan SN menjadi korban bully atau perundungan hingga nekat melompat dari lantai 4. Bahkan muncul tagar yang hingga berita ini dituliskan, Sabtu (18/1/2020) malam masih menjadi trending di Twitter. Pihak sekolah pun membantah adanya tindakan bully atau perundungan yang menimpa SN.
Wakil Sarpras dan Humas sekolah, Mn mengatakan, peristiwa tersebut terjadi pada Selasa (14/1/2020) sore. Saat itu, dirinya yang sedang berada di sekolah mendengar suara seseorang yang jatuh. "Kemudian saya mendengar ada teriakan teriakan karena saya tidak melihat langsung."
"Lalu saya buka pintu dan keluar ada siswa yang terjatuh. Saat itu suasananya langsung ramai," kata M, Jumat (17/1/2020). Berdasarkan keterangan dari saksi, dia menjelaskan, korban sebelum melompat terlihat berada di lantai empat gedung sekolah dan menginjakkan kakinya di kanopi. "Ada saksi mata yang memang melihat siswa tersebut berdiri di lantai 4 di bibir tembok, menginjakkan kakinya di kanopi, jatuh, itu yang saya dengarkan dari saksi mata," ujar Mn, dikutip dari .
Kemudian, korban dibawa pihak sekolah ke satu klinik terdekat. Lalu dirujuk ke RS Tugu Ibu. Di sana, korban mendapat perawatan, tetapi karena keterbatasan alat, korban dirujuk kembali ke RS Polri Kramat Jati.
SN mendapat perawatan intensif selama dua hari di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur. Namun, nyawa bocah perempuan itu tak tertolong. Ia meninggal dunia pada Kamis (16/1/2020) pukul 16.15 WIB.
Kepala Instalasi Forensik RS Polri Kramat Jati, Kombes Sumy Hastry Purwanti mengatakan, siswi itu meninggal dunia karena pendarahan dalam di tubuhnya. “Patah di bagian dada dan panggulnya sehingga pendarahan dalam. (Dia) dirawat di ICU dua hari," kata Sumy, dikutip dari . Jenazah SN kemudian dibawa pihak keluarga ke rumah duka di Depok, Jawa Barat.
Jenazahnya tidak divisum. Kabar meninggalnya SN yang mencoba bunuh diri dengan melompat dari lantai 4 sekolah juga dibenarkan Camat setempat. Saat pemakaman yang dihadiri sejumlah rekan SN, ayah korban menuturkan kata kata sambutan saat pemakaman berlangsung.
"Kami mohon maaf dan berterima kasih pada semuanya yang hadir, terima kasih atas bantuannya." "Terima kasih kepada yang membantu pengurusan jenazah dan yang mengantarkan untuk yang terakhir kalinya," ujar ayah SN. Selain itu, ayah SN juga memohon kepada keluarga dan kerabat korban agar memaafkan segala kesalahan dan kekhilafan korban semasa hidupnya.
"Saya selaku ayahandanya, di sini juga memohon apabila ada yang masih mempunyai sangkutan utang piutang, saya selaku ayahandanya siap bersedia, mohon menghubungi saya segera." "Agar kami bisa segera melaksanakan kewajibannya dan semoga ini bisa melancarkan jalannya," tegas ayah SN. Polisi telah telah melakukan olah TKP di sekolah yang menjadi lokasi SN melakukan percobaan bunuh diri, Jumat (17/1/2020).
Dari hasil sementara olah TKP, polisi belum bisa mengetahui motif korban bunuh diri. "Untuk motifnya kami masih melakukan pendalaman lagi." "Kami masih melakukan klarifikasi kepada pihak pihak yang punya kaitan punya hubungan."
"Baik pertemanan maupun hubungan keluarga dengan korban," kata Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Timur, AKBP Hery Purnomo, dikutip dari . Polisi juga memastikan, korban memang berniat bunuh diri dengan melompat dari lantai 4 gedung sekolahnya. Hal itu berdasarkan temuan bangku yang digunakan korban untuk naik ke atas tembok lantai 4.
"Di situ, kami melihat ada bangku yang digunakan korban untuk naik ke atas tembok." "Nah ini dari hasil penyelidikan, kami bisa pastikan, korban sudah ada niat untuk melakukan bunuh diri seperti itu," ujar Hery. Selain olah TKP, polisi juga telah memeriksa sejumlah pihak, dari keluarga, sekolah, dan teman korban.
"Memang dari tadi malam sudah kami lakukan pemeriksaan saksi dari pihak keluarga, pihak sekolah, dan teman teman dari korban." "Nah ini dari hasil pemeriksaan, peristiwa ini akan terang benderang, apa yang menjadi motifnya segala macam, kami akan upayakan dari temuan." "Jadi masih dalam pendalaman, selanjutnya akan kita sampaikan lagi," ujar Hery.
Kabar siswi SMP yang melompat dari lantai 4 sekolah juga ramai diperbincangkan di media sosial. Bahkan muncul tagar yang menggunakan nama korban dan jadi trending di Twitter hingga Sabtu (18/1/2020) malam. Puncaknya, muncul dugaan SN menjadi korban bullying atau perundungan di sekolah.
Selain itu, di akun kelasnya, SN disebut sebagai siswi yang paling sering di bully. Dalam pesan yang beredar di Twitter disebutkan, SN menjadi korban bully secara verbal. Ayah dan kakak keduanya pun tidak mengetahui masalah ini.
SN juga disebutkan kerap tidur di kelas karena hobi menggambar dan membuat cerita yang bisa dilakukan pada malam hari. Pada hari kejadian, korban merasa sakit kepala dan bilang kepada teman teman untuk tidur di UKS saat jam kosong di sekolah. Saat ia bangun, sekolah telah usai dan menemukan tasnya tidak ada di kelas karena disita guru karena ia tak di kelas.
Merasa ketakutan, ia telepon kakak pertama yang meminta pulang agar besok, kakak dan ayahnya ke sekolah meminta tasnya. Namun, ia tetap berada di sekolah lantas mengirim pesan ke teman teman yang mengisyaratkan 'kepergiannya.' Bahkan beredar pula pesan terakhir yang dikirimkan SN pada seorang temannya.
Sayangnya, belum diketahui secara persis, apakah itu pesan yang dikirimkan korban. Dugaan tindakan perundungan yang menimpa korban dan jadi alasan SN bunuh diri yang muncul di media sosial, dibantah oleh sekolah. Kepala SMP, N mengatakan, penyebab korban mencoba bunuh diri bukan karena menjadi korban bully.
Dia menegaskan tidak ada aksi bully di sekolah yang dipimpinnya. "Terkait bullying, bukan bullying, tidak ada bullying di sekolah, kalau kita fokus memberi materi di pendidikan pada siswa jadi tidak ada aksi bullying," kata N di lokasi, Jumat (17/1/2020). Dia menambahkan, pihaknya tidak mengetahui motif korban mencoba bunuh diri.
Pihak sekolah juga mengenal korban sebagai siswi yang baik dan tidak pernah melakukan pelanggaran yang berat. "Kita tidak tahu motif dan pas kejadiannya, anaknya biasa biasa saja seperti siswi pada umumnya," ujar N, dikutip dari . Berita atau artikel ini tidak bertujuan menginspirasi tindakan bunuh diri.
Pembaca yang merasa memerlukan layanan konsultasi masalah kejiwaan, terlebih pernah terbersit keinginan melakukan percobaan bunuh diri, jangan ragu bercerita, konsultasi atau memeriksakan diri ke psikiater di rumah sakit yang memiliki fasilitas layanan kesehatan jiwa. Berbagai saluran telah tersedia bagi pembaca untuk menghindari tindakan bunuh diri, satu di antaranya adalah Hotline Kesehatan Jiwa RSD/RSJ setempat. Bagi Anda yang mengalami depresi dan terancam bunuh diri, silakan hubungi beberapa nomor telepon ini:
1. Hotline konsultasi pencegahan bunuh diri Kementerian Kesehatan di Nomor Telepon 021 500 454. 2. Komunitas Into The Light Indonesia melalui email [email protected] atau langsung membuka laman ‘Pendampingan’ dalam situs mereka 3. LSM Jangan Bunuh Diri melalui nomor telepon 021 0696 9293
4. Komunitas Get Happy melalui situs atau bisa juga lewat email [email protected]