Melakukan aksi koboi di Pendopo Kongas Arum Kusumaning Bangsa Kabupaten Tulungagung, Anggota DPRD Tulungagung SHM akhirnya dipanggil oleh partainya. Pimpinan DPC PDI Perjuangan Tulungagung telah memanggilnya untuk melakukan klarifikasi. Sebab dalam kejadian itu ada insiden pemecahan toples kue di ruang tamu, dan pelembaran botol bir ke arah pendopo.
"Kami hanya melakukan klarifikasi saja seputar kejadian tersebut," terang Ketua DPC PDI Perjuangan TulungagungSusilowati, lewat Whats App, Kamis (4/6/2020). Susi, panggilan akrabnya, menuturkan SHM membantah telah memecahkan toples di ruang tamu pendopo. Namun SHM tidak memberi penjelasan, siapa yang memecahkan toples itu.
Dalam klarifikasi itu, SHM juga minta maaf karena kejadian di Pendopo Kabupaten Tulungagung. "Hasil klarifikasi akan kami sampaikan ke DPP (pusat) melalui DPD Jawa Timur," sambung Susi. Dalam kejadian di Pendopo Kongas Arum Kusumaning Bangsa Kabupaten Tulungagung, SHM datang bersama YY, Jumat (29/5/2020) malam.
Mereka sempat marah karena Bupati Tulungagung, Maryoto Birowo tidak ada di tempat. Mereka sempat membanting toples kue nastar di ruang tamu pendopo. Juga sempat masuk ke mobil, dan keluar sambil melemparkan botol bir kosong ke tengah pendopo.
Selain itu ada satu botol minum beralkohol merek Gilbey's yang baru dikonsumsi sedikit, ditinggal di meja ruang tamu pendopo. Mencuatnya ulah wakil rakyat ngamuk di Pendopo Tulungagung menjadi pembicaraan hangat di kalangan warga. Informasi internal rumah tangga pendopo, saat itu mereka memecahkan toples berisi kue nastar di ruang tamu.
Mereka sempat masuk ke dalam mobil, namun keluar lagi. Sebuah botol bir warna hijau yang sudah kosong dilempar ke tengah pendopo hingga berantakan. Mereka juga kembali masuk ke ruang tamu pendopo dan meletakkan sebuah botol minuman keras merek Gilbey's. Minuman keras itu sudah dikonsumsi sedikit, sehingga isi di dalamnya masih sangat banyak.
"Setelah itu mereka pergi naik mobil keluar dari area pendopo," ujar sumber ini. Informasi yang berkembang, kemarahan SHM terkait rencana mutasi yang akan dilakukan bupati. Mutasi ini ditengarai akan memindahkan orang orang yang selama ini di bawah perlindungan SHM.
Dikonfirmasi masalah ini, Maryoto Birowo mengaku tidak tahu latar belakang SHM ngamuk kepadanya. Namun Maryoto mengaku sempat berbiacara dengan SHM lewat sambungan telepon. "Saya suruh tunggu karena saat itu saya sudah perempatan Samudera, kurang dari lima menit sudah sampai. Tapi sampai sini dia sudah tidak ada," ujar Maryoto.
Maryoto mengakui akan melakukan mutasi sejumlah pejabat. Namun Maryoto juga mengaku tidak pernah berbicara dengan SHM soal pengaturan posisi pejabat yang akan dimutasi. Maryoto juga menegaskan, rencana mutasi tidak terpengaruh dengan kejadian ini.
Bupati Tulungagung, Maryoto Birowo mengaku tidak merasa terancam pascakejadian anggota DPRD yang mengamuk di pendopo, karena gagal bertemu dirinya. Maryoto juga menegaskan tidak akan melaporkan SHM, anggota DPRD itu ke kepolisian. Alasannya, SHM dan dirinya berasal dari partai yang sama, sehingga Maryoto menyerahkan pada mekanisme partai.
"Biar dibicarakan di tingkat partai dan dewan. Saya tidak akan melapor ke polisi," terang Maryoto, Rabu (3/6/2020). Menurut Maryoto, dirinya sudah dihubungi oleh Ketua DPRD Tulungagung dan Ketua DPC PDI Perjuangan Tulungagung. Maryoto menduga, ada pihak lain yang melaporkan kejadian itu.
Lewat komunikasi informal itu, ketua dewan dan pimpinan partai ini menanyakan seputar kejadian itu. "Dalam pembicaraan itu intinya ada tata tertib dewan dan dewan kehormatan dewan. Akan dibawa ke sana," sambung Maryoto. Sebagai tokoh satu partai, Maryoto mengaku kecewa dengan sikap SHM. Menurutnya jika ada masalah bisa dibicarakan bersama. Meski diakui dirinya tidak pernah berkomunikasi dengan SHM.
"Sebelumnya memang jarang komunikasi. Setelah kejadian kemarin juga belum berkomunikasi lagi," tuturnya. Sementara Sekretaris DPC PDI Perjuangan Tulungagung, Sodik Purnomo mengakui, kejadian di pendopo menjadi perhatian partainya. Namun sejauh ini belum ada agenda khusus untuk memanggil SHM.
"Pasti menjadi perhatian, tapi belum ada agenda pemanggilan. Biasanya mengalir saja, bisa mendadak," terang Sodik.