Gebrakan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir, disambut positif oleh publik dan sejumlah tokoh. Baru dua bulan menjabat, Erick Thohir langsung bersih bersih BUMN yang dinilai tak beres. Sederet BUMN yang disasar Erick Thohir mulai dari Pertamina, Garuda Indonesia, Bank Tabungan Negara (BTN), PLN, dan masih banyak lagi.
Bahkan baru baru ini Erick Thohir memecat Direktur Utama Garuda Indonesia, Ari Askhara. Ari Askhara yang tersandung kasus dugaan penyelundupan ini langsung dicopot dari jabatannya oleh Erick Thohir. Bersih bersih dan mencopot sejumlah petinggi BUMN, Erick Thohir mengaku mendapat banyak ancaman dan teror.
Kendati demikian, Erick Thohir mengatakan bahwa ancaman dan teror yang menghampirinya merupakan hal yang harus dihadapi ketika ingin bersih bersih BUMN. Meski mendapat banyak ancaman dan teror, Erick Thohir tetap bersyukur karena diberi amanat mengemban tugas sebagai Menteri BUMN di Kabinet Indonesia Maju. "Tentu kita harus jaga, ini yang saya juga tidak malu malu bicara dengan keluarga saya jangan ganggu saya," tambahnya.
Setelah menjadi Menteri BUMN, Erick Thohir mengatakan dirinya memperingatkan orang orang agar tidak tertipu ketika ada pihak yang mencatut nama keluarganya dalam suatu kepentingan tertentu. "Jadi kalau nanti ada yang bawa nama istri saya, anak saya atau kakak saya, ataupun keluarga saya, cek dulu ke saya," ujarnya. Erick Thohir juga bercerita kalau teror yang diterima olehnya selama ini berbentuk pesan melalui SMS atau WhatsApp.
"Belum lagi misalnya teror teror, bukan ke fisik, misalnya dengan SMS, dengan WhatsApp," jelas Erick Thohir. Erick Thohir pun mengungkap salah satu teror yang pernah diterimanya. "Saya dengar ini mau dicopot, kalau ini dicopot berhadapan dengan kami," ujar Erick Thohir menirukan isi pesan teror yang pernah ia terima.
Mantan Sekretaris Kementerian BUMN Said Didu pun memberikan tanggapan terkait teror yang menghampiri Erick Thohir. Said Didu juga mengaku bahwa dirinya dapat menerka siapa dalang di balik pengirim pesan teror kepada Erick Thohir. Menurut analisa Said Didu, oknum peneror Erick Thohir diduga masih berada di sekitar kekuasaan.
Said Didu juga menyebut beberapa alasan mengapa Erick Thohir mendapat ancaman dan teror. Pertama, Sais Didu menduga ada pihak dari masa periode pemerintahan pertama Presiden Jokowi yang tidak terima dengan aksi bersih bersih Erick Thohir. "Pertama, kenapa dia diteror, karena tentunya orang yang menikmati BUMN selama 1 periode Presiden Jokowi, itu merasa terganggu," kata Said Didu.
Alasan kedua, Said Didu melihat para oknum yang mengirimkan teror ini sengaja ingin menguji nyali Erick Thohir. Mereka ingin mengetahui apakah Erick Thohir akan goyah ketika menerima ancaman dan teror tersebut. Selain itu, pihak yang mengirimkan teror tampaknya juga takut kalau kenikmatan yang biasa ia dapatkan akan hilang.
"Jadi yang kedua kenapa dia diteror itu, uji nyali juga, apakah Erick goyang atau tidak goyang menghadapi teror," kata Said Didu. "Karena kira kira yang melakukan teror itu adalah orang yang sedang melakukan sesuatu tidak baik selama pengelolaan BUMN selama ini yang takut terbongkar masalahnya." "Kedua, orang penikmat penikmat ini juga takut terganggu kenikmatannya hilang," lanjut Said Didu.
Alasan selanjutnya, Said Didu menduga teror berasal dari para calon oknum yang ingin mencari keuntungan di BUMN. Sayang, kehadiran Erick Thohir sebagai Menteri BUMN justru menghalangi jalan mereka untuk mendapatkan keuntungan tersebut. "Ketiga adalah calon penikmat, orang orang yang akan tertutup peluangnya untuk menikmati, " ujarnya.
Said Didu menduga peneror Erick Thohir berasal dari orang orang yang berada di sekitar kekuasaan. "Dan yang paling penting yang menarik adalah bisa saja para penikmat penikmat periode sebelumnya ini sudah memegang kartu as orang orang dekat kekuasaan atau kekuasaan, sehingga dia juga bisa melakukan ancaman," kata Said Didu. "Kalau Erick melakukan ini terus maka ini Bapak bisa terseret kalau dia juga tersangkut," ucapnya menirukan ilustrasi ancaman terhadap Erick Thohir.
"Sehingga terjadi akumulasi kepentingan di dalam langkah langkah Erick," lanjut Said Didu. Menurut Said Didu, kemungkinan akan ada kerjasama antara para oknum di dalam BUMN dan kolega di luar BUMN untuk menjatuhkan Erick Thohir. Said Didu juga menduga si peneror tak takut kalau suatu saat ditangkap oleh pihak berwajib meskipun sudah terang terangan meneror Erick Thohir yang memiliki posisi penting dalam pemerintahan.
Said Didu mengatakan bahwa dirinya menduga sang peneror tak takut ditangkap lantaran sebagai pejabat, si peneror memiliki akses untuk melapor ke lembaga negara. Selain itu, si peneror juga merasa aman lantaran pasti ancaman dan teror tersebut tak akan diusut oleh Erick Thohir. "Saya pikir demikian karena ini orang sebagai pejabat, dia punya karpet merah untuk melapor ke lembaga negara yang melakukan itu, berarti ini memang peneror ini merasa aman bahwa ini tidak akan diusut oleh Erick Thohir karena nomor hp dia tahu," papar Said Didu.
"Peneror ini orang yang merasa yakin, kamu lapor juga tidak akan dilayani," tambahnya. Keberanian oknum peneror melakukan aksi tersebut menurut Said Didu adalah pertanda kondisi Indonesia sedang berada di titik kritis karena peneror orang sekelas menteri bisa leluasa melakukan peneroran. "Ini menurut saya titik bahaya sekali di negeri ini, karena seorang pejabat tinggi yang melakukan pembersihan di BUMN itu sudah bisa diteror dengan sehat," kata Said Didu.
Menurutnya kelanjutan kasus peneroran Erick Thohir akan menjadi penentu nasib pemerintah Indonesia ke depannya. "Tapi kalau Pak Erick Thohir lolos dari sini, maka kita punya harapan pemerintah akan bersih ke depan," tuturnya. "Tapi kalau dia gagal dan teror ini berlanjut berarti kita bisa berasumsi bahwa ada pembiaran teror terhadap pejabat tinggi negara oleh aparat yang mengawasi teror itu terhadap pejabat negara yang melakukan langkah bersih bersih," lanjut Said Didu.