Kisah pilu pasutri di Medan. Mereka melihat anak mereka yang terlahir tanpa lubang anus. Ini curahan hati sang pasutri.
Bayi pasutri di Medan dikaruniai bayi tanpa kemaluan, menangis liat anaknya saat harus kesulitan ketika membuang feses Kelahiran anak tentu menjadi momen yang berbagia. Namun, kebahagiaan orang tua di Medan ini harus sedikit disela dengan air mata.
Pasangan Suci Mayang Sari (20) dan Jatar Simanjuntak (26) di KabupatenSimalungun,Sumatera Utarabaru saja menyambut kelahiran anak pertamanya. Namun, bayi yang dilahirkannya memiliki kondisi yang tidak biasa. Bayi perempuan itu mengalami kelainan terlahir tanpa anus.
Bayi bernama Karina Nabila Uzdah yang lahir pada 22 Mei 2020 lalu itu kini selalu kesakitan saat mengeluarkan feses. "Aku enggak kuat kalau melihat anakku menahan sakit mengeluarkan BAB lewat kantung kemihnya, aku kadang sampai nangis melihat perjuangan anakku mengeluarkan itu," tutur sang ibu, Suci Mayang Sari pilu. Suci bercerita, dirinya rutin melakukan cek selama mengandung anaknya.
Berdasarkan pemeriksaan USG, dokter mengatakan putrinya dalam kondisi sehat dan sempurna. Namun rupanya, setelah lahir, buah hatinya tak memiliki lubang anus. "Jadi setelah saya lahiran, di situ saya terdiam dan menangis melihat anak saya tidak mempunyai lubang anus," kata dia.
Meski demikian, Suci bersyukur anaknya dilahirkan dengan selamat. Semenjak saat itu, bayinya selalu kesakitan setiap buang air besar. Untuk mengatasi persoalan tersebut, dokter menyarankan supaya bayi Karina menjalani operasi pembuatan saluran anus.
Operasi tersebut membutuhkan biaya setidaknya Rp 50 juta. Di sisi lain, pasangan itu dihadapkan pada kondisi perekonomian mereka yang pas pasan. Suaminya tak memiliki pekerjaan tetap, sedangkan dirinya hanya ibu rumah tangga.
"Dokter bilang, agar anak saya cepat ditangani operasinya harus ada biaya sekitar Rp 50 juta. Dengan kondisi yang serba terbatas, pasangan Suci dan Jatar mengaku tak putus harapan. Pasangan itu pun mengupayakan agar putri mereka bisa menjalani operasi.
"Sampai saat ini, kami dan keluarga masih mengurus kartu BPJS Kesehatan dibantu kepala desa,” kata dia. Mereka terus berharap, suatu saat Karina bisa hidup normal seperti anak anak pada umumnya. Pengalaman tak terlupakan dialami oleh seorang pengemudi taksi online.
Seorang driver taksi online bernama Wempy Koeswendar (31) ini tak menyangka akan ada bayi yang lahir di mobilnya. Pengalaman berharga sekaligus tak terlupakan dalam hidupnya ini ia bagikan ke publik. Cerita berawal ketika Wempy Koeswendar mengantarkan seorang perempuan yang akan melahirkan pada Selasa (16/06/2020).
Kepada Kompas.com, Wempy Koeswendar mengungkapkan kalau momen ini cukup menegangkan baginya. Terlebih pria yang merupakan warga Rahayu, Margaasih, Kabupaten Bandung ini tak pernah menyangka sebelumnya akan mendapatkan kejadian seperti ini. Kejadian bermula ketika Wempy Koeswendar mendapat orderan pada Selasa (16/06/2020) sekitar pukul 16.39 WIB.
Orderan tersebut menunjukkan skema penjemputan dari Puskesmas Margaasih dengan tujuan ke Rumah Sakit Avisena. Jarak dari puskesmas ke rumah sakit tujuan hanya sekitar 3 kilometer. Ketika tiba di lokasi penjemputan, Wempy Koeswendar mendapat penumpang yang terdiri dari seorang ibu hamil yang ditemani seorang perempuan.
Di tengah perjalanan, mereka sempat berhenti untuk menjemput satu perempuan lainnya. Wempy Koeswendar pun lanjut mengantarkan penumpang ke tempat tujuan. "Waktu jemput ternyata ibu hamil. Dia ditemani satu orang perempuan.
Di tengah jalan jemput lagi satu orang temannya. Jadi di dalam mobil bertiga. Saya enggak masalah, tetap saya antarkan," kata Wempy Koeswendar kepada Kompas.com, Jumat (19/06/2020). Wempy awalnya memacu kendaraanya tidak terlalu cepat.
Namun karena diminta buru buru, dia akhirnya menginjak pedal gas agak dalam agar bisa cepat sampai ke tujuan. "Karena jalannya jelek, minta pelan pelan lagi. Sakit katanya," ujarnya. Setelah sekitar 5 menit perjalanan, Wempy mulai panik.
Sebab, dua orang perempuan yang menemani ibu yang akan melahirkan berteriak di dalam mobil. "Saya tanya, ada apa bu? Mereka jawab katanya si ibu itu sudah melahirkan. Anaknya sudah keluar," jelas Wempy. Meski agak panik, Wempy mencoba fokus mengendarai mobilnya agar cepat sampai ke RS Avisena sehingga ibu dan bayi yang melahirkan di dalam mobilnya bisa cepat ditangani.
"Ada yang minta berhenti dulu untuk minta tolong. Saya bilang, enggak bisa berhenti. Mau minta tolong ke siapa. Biar dapat pertolongan dari Rumah Sakit saja," ungkapnya.
Wempy menjelaskan, dia panik lantaran bayi yang dilahirkan di dalam mobilnya tidak bersuara dan tidak menangis. Dia meminta kepada dua orang perempuan yang menemani ibu bayi tersebut agar menepuk nepuk si bayi agar menangis. "Mereka juga ketakutan dan panik. Untung setelah lima menit akhirnya sampai ke rumah sakit," tuturnya.
Setelah sampai, tanpa pikir panjang Wempy langsung berlari ke dalam Instalasi Gawat Darurat (IGD) untuk meminta tenaga medis segera menolong ibu yang baru melahirkan dan bayinya. "Waktu di tolong itu posisi bayinya tengkurap di jok mobil belakang. Ibunya dalam kondisi setengah sadar.
Sementara dua orang ibu ibu yang menemani malah keluar mobil. Mereka ketakutan karena bayinya enggak nangis," akunya. Wempy baru bisa bernapas lega setelah ibu dan bayi tersebut mendapatkan penanganan dari petugas medis RS Avisena.
Setelah tali pusar bayi tersebut dipotong, barulah suara tangis bayi terdengar. "Alhamdulillah setelah ditangani tenaga medis, ibunya dibawa masuk, anaknya juga menangis saat dibawa masuk. Setelah itu saya langsung pulang. Jadi saya enggak tahu itu anak laki laki atau perempuan. Tapi katanya sehat," tuturnya.