Universitas Indonesia (UI)membuat ventilator bernama COVENT 20 atau Covid Ventilator 2020. Siap dipakai untuk rumah sakit rujukan untuk penanganan pasien positif Covid 19 atau corona. VentilatorTransport COVENT 20 yang dikembangkan oleh Tim Ventilator Universitas Indonesia telah dinyatakan lulus uji klinis oleh Kementerian Kesehatan RI, pada Senin 15 Juni 2020. Uji klinis dilakukan terhadap kedua mode ventilasi, CMV (Continuous Mandatory Ventilation) dan CPAP (Continuous Positive Airway Pressure). Dekan Fakultas Teknik UI, Hendri D.S. Budiono mengatakan biaya produksi untuk membuat COVENT 20 tak mencapai seratusan juta rupiah. Menurutnya, harganya sangat jauh lebih murah dibandingkan ventilator yang dibeli dari luar negeri.
Proses pembuatan Covid 19 hanya memakan waktu 1,5 bulan. Dibuat pada 20 Maret 2020, beberapa pekan setelah pemerintah mengumumkan adanya pasien positif corona pertama kali di Indonesia. Menurut Hendri, Indonesia membutuhkan 8.000 ventilator. Namun, saat itu hanya ada sekira 2.200 ventilator di Indonesia. Atas dasar itu, mereka Tim COVENT 20 , yang terdiri dari 20 orang, termasuk dosen dan mahasiswa UI bergerak untuk membuat ventilator. Hasilnya pun memuaskan dan sudah dapat digunakan. "Kita komitmen dengan mitra 500 (Covent 20). Kalau bisa 8.000 saya senang senang saja. Jadi tidak usah (beli) ke luar negeri," katanya.
70 persen komponen dari COVENT 20 berasal dari Indonesia. Sisanya, dari luar negeri karena selain mengejar kualitas yang baik, juga harga komponen itu lebih murah dibeli dari luar negeri. COVENT 20 merupakan hasil kolaborasi dari Fakultas Teknik dan Fakultas Kedokteran UI. Ventilator buatan anak bangsa ini memiliki sejumlah keunggulan. "Harga murah Rp 25 juta. Kalau di luar seratusan juta. Kedua, pakai lithium atau batre. Ketiga, pintar karena pakai chip," ucap Hendri. COVENT 20 sudah melalui uji klinis pada manusia. Terbagi menjadi dua tahap. Yang pertama adalah uji klinis untuk mode ventilasi CPAP pada pasien dewasa yang dirawat di Intalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Cipto Mangunkusumo dan Rumah Sakit Universitas Indonesia dalam periode Mei 2020.
Sedangkan uji klinis untuk mode ventilasi CMV dilakukan di Pusat Simulasi Respirasi, Rumah Sakit Pusat Persahabatan, pada 3 Juni 2020. "Hasil uji klinis ini membuktikan bahwa kedua fungsi Covent 20 berjalan dengan sangat baik dan direkomendasikan untuk digunakan pada penanganan pasien,” ujar Hendri. Ventilator lokal ini mampu memberikan ventilasi tekanan positif dengan mode CMV sehingga dapat digunakan sebagai alternatif bagi pasien untuk membantu pasien yang mengalami kesulitan bernapas dan perlu dikontrol oleh mesin (time triggered). Sedangkan mode CPAP dapat membantu pemberian oksigen kepada pasien yang masih sadar dan bernapas spontan. Bersamaan dengan hasil uji klinis itu, tim Ventilator UI saat ini sedang menyelesaikan tahap akhir produksi pertama sebanyak 200 unit untuk didistribusikan ke rumah sakit rujukan Covid 19 dan rumah sakit darurat.
Produksi menggandeng beberapa mitra industri menggunakan dana dari hasil penggalangan donasi terhadap beberapa perusahaan dan komunitas di bawah koordinasi Ikatan Alumni Fakultas Teknik Universitas Indonesia (ILUNI FTUI).